Senin, 31 Oktober 2011

PERAMPOK WAKTU


 PERAMPOK WAKTU
Oleh : Sobarudin
Ada ungkapan yang tidak asing lagi bagi kita, bahwa “waktu laksana pedang”, bertalian dengan ini ada sebuah studi yang cukup menarik untuk disimak. Studi ini mempelajari apa yang sebetulnya menghabiskan waktu kita bukan karena kehendak kita. Sesuatu yang mencuri atau merampok waktu kita secara tidak disadari. istilahnya adalah perampok waktu.
Perampok waktu ini bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa saja datangnya dari sesuatu yang tidak terorganisir. Bisa dari kehidupan kita yang tak teratur. Atau dari sikap yang jelek juga kemampuan kita yang kurang mendelegasikan ke yang lain sampai tidak jelasnya perintah. Banyak hal yang bisa menjelma menjadi perampok waktu.
Tapi kalau dikerucutkan lagi lebih sempit ternyata ada 5 hal. Inilah 5 hal yang merampok waktu kita secara tidak disadari.
1.     Interupsi
Ternyata interupsi sering menghentikan atau mengalihkan pekerjaan kita. Kalau kita sedang bekerja dengan tenang, saat berpikir sesuatu tiba-tiba ada gangguan. Gangguan itu bisa telepon, sms, email, chating ataupun apapun. Interupsi ini salah satu yang menghabiskan waktu kita dengan tidak benar.
2.     Penundaan prioritas
Saat kita mau mengerjakan, tiba-tiba kita berpikir untuk menundanya. “Ah, nanti saja dikerjakannya. Sekarang masih sibuk dengan ini. Nanti dulu, nanti dulu...”, kilah kita. Penundaan ini ternyata menghabiskan banyak waktu kita tanpa membawa hasil. Penundaan itu bisa secara sadar atau tanpa sadar.
Awalnya kita mengerjakan sesuatu, setelah setengah jalan, tiba-tiba ada hal yang mendesak. Kita pindah melakukan pekerjaan yang mendesak itu. Ini biasa dilakukan oleh orang yang menerapkan menajemen kritis. Yakni orang yang mengerjakan berdasarkan pada hal yang mendesak, padahal belum tentu penting. Setelah krisis selesai, mengerjakan krisis yang lain. Mungkin krisis yang pertama belum selesai, sudah meloncat ke krisis lain. Melompat dari krisis ke krisis.
3.     Perencanaan yang buruk
Perampok kita kali ini mngerjakan hal yang tidak kita rencanakan. Ini karena kita tidak memiliki perencanaan yang baik. Kita tidak punya rencara hari ini harus mengerjakan apa. Mana yang penting, dan mana yang harus didahulukan.  Atau mana yang bisa dikerjakan belakangan. Melompat-lompat sesuka kita.
Pada dasarnya, memang ada sebuah sisi “susahnya” bekerja dengan perencanaan. Kita inginnya mengerjakan apa yang kita inginkan. Sesuai dengan mood kita, beguna atau tidak. Tapi hal itu dapat kita mensiasatinya. Misalnya dengan menentukan 3 hal penting yang harus diselesaikan hari itu. Tiga hal itu saja terlebih dahulu, yang lain boleh dikerjakan kalau 3 hal itu selesai. Dan boleh melompat -lompat. Pokoknya 3 hal itu  yang kita prioritaskan untuk diselesaikan haria itu juga.

4.     Penantian jawaban
Penantian jawaban menunda pekerjaan kita. Misal: kita mau pergi ke suatu tempat dan mengajak seseorang. Namun dia tidak memberi jawaban  ya atau tidak, namun menunda jawaban. Jadinya kita tidak jadi pergi selama belum ada jawaban dari dia. Di sini seharusnya kita bisa memutuskan apakah harus menunggu atau tidak.

Kelima itulah yang merampok waktu kita secara tidak sadar. Dalam hal ini seharusnya kita bisa membedakan mana yang penting, mana yang tidak. Mana yang mendesak, tergesa-gesa atau mana yang bisa ditunda. Sering sesuatu yang mendesak adalah hal tidak penting  demikian sebaliknya, sesuatu yang penting padahal sepertinya tidak mendesak.
Demikian dengan memahami ini kita bisa lebih efektif memanfaatkan waktu dengan lebih baik untuk urusan kita, untuk hidup kita yang lebih baik, semoga...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar