Senin, 31 Oktober 2011

PERAMPOK WAKTU GURU


PERAMPOK WAKTU GURU
Oleh : Sobarudin
Guru terkadang sering terjebak pada kondisi “jalan ditempat”. Kurang bijak memang statement itu saya ungkapkan, tapi yakinlah bila Guru dapat menyadari sesuatu yang membuatnya berada pada kondisi itu, untuk kemudian bisa beranjak memperbaiki diri atas kekeliruan yang selama ini dilakukan, nampaknya ungkapan itu tidak perlu di persoalkan anggap saja pil obat untuk kita melompat ke posisi yang seharusnya disandang oleh seorang Guru sebagai tenaga profesional. Saya istilahkan hal yang sering membuat waktu Guru terbuang dengan sia-sia dengan sebutan “Perampok waktu”.
Ya, perampok waktu ini sumbernya bisa beragam, bisa saja datangnya dari sesuatu yang tidak terorganisir, bisa dari kehidupan Guru yang tidak teratur, atau dari sikap yang kurang responsif terhadap perkembangan dunia pendidikan, atau bisa juga salah mendelegasikan sesuatu  sehingga terkesan kabur dan tidak jelasnya maksudnya.
 Banyak hal yang bisa menjelma menjadi perampok waktu, tapi kalau dikerucutkan lagi lebih spesifik ternyata ada empat hal. Inilah empat hal yang merampok waktu Guru secara tidak disadari yakni :
1.     Interupsi
Interupsi sering menghentikan atau mengalihkan pekerjaan kita. Kalau kita sedang bekerja dengan tenang atau saat berpikir sesuatu tiba-tiba ada gangguan. Gangguan itu bisa bunyi telepon, sms, email, chating atau apapun namanya. Sehingga setelah tersela oleh Interupsi ini fokus kita saat bekerja menjadi buyar. Interupsi ini salah satu yang menghabiskan waktu Guru sehingga tidak menghasilkan karya yang semestinya.
2.     Penundaan Prioritas
Saat kita hendak mengerjakan sesuatu, tiba-tiba kita berpikir untuk menundanya. “Ah, nanti saja dikerjakannya. Sekarang masih sibuk dengan ini. Nanti dulu, nanti dulu...”, kilah kita. Penundaan ini ternyata menghabiskan banyak waktu kita tanpa membawa hasil. Penundaan itu bisa secara sadar atau tanpa sadar, sehingga  perangkat administrasi yang seharusnya di selesaikan ternyata tertunda terus-menerus dengan batas waktu yang tak jelas.
         Penundaan awalnya mengerjakan sesuatu setelah setengah jalan, tiba-tiba ada hal yang mendesak. Kita pindah melakukan pekerjaan yang mendesak itu. Ini biasa dilakukan oleh Guru yang menerapkan menajemen kritis. Yakni Guru  mengerjakan berdasarkan pada hal yang mendesak, padahal belum tentu penting. Setelah suasana kritis selesai, mengerjakan pekerjaan kritis yang lain. Mungkin kritis yang pertama belum selesai, sudah meloncat ke pekerjaan kritis lain.
3.     Perencanaan yang buruk
Perampok waktu Guru kali ini yakni mengerjakan sesuatu yang tidak terencana dengan baik, hal ini akibat Guru tidak memiliki kemampuan manajemen perencanaan. Guru tidak punya rencara yang matang untuk harian, mingguan, bulanan, semesteran atau bahkan tahunan yang  harus dikerjakan. Kurang jeli mana sesuatu yang penting dan memang mendesak, dan mana sesuatu yang penting tetapi masih bisa ditunda, mana sesuatu tidak penting tetapi terkesan mendesak serta mana sesuatu tidak penting dan memang selayaknya ditanguhkan.
4.     Penantian jawaban
Penantian jawaban menunda pekerjaan Guru. Misal: Guru berencana pergi ke suatu tempat dan mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu yang ada kaitannya dengan profesinya sebagai Guru. Namun temanya tidak memberi jawaban  ya atau tidak, yakni dengan menunda jawaban. Sehingga Guru tidak jadi pergi selama belum ada jawaban. Di sini seharusnya Guru mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan apakah harus menunggu atau tidak.

Keempat hal itulah yang merampok waktu Guru secara tidak sadar. Dalam hal ini seharusnya Guru mampu membedakan mana yang penting, mana yang tidak. Mana yang mendesak (suasana kritis) atau mana yang bisa ditunda. Adakalanya  sesuatu yang mendesak adalah hal tidak penting  demikian sebaliknya, sesuatu yang penting padahal sepertinya tidak mendesak. Semakin terampil kita mengahadpi suasana seperti itu semakin besar pula peluang untuk jadi Guru yang profesional.
Dengan memahami ke empat hal diatas, diharapkan seorang Guru bisa lebih efektif memanfaatkan waktu dengan lebih optimal untuk urusan dunia pendidikan, sehingga pendidikan kita kedepan menjadi lebih baik dan maju, Semoga...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar