LIMA TIPE GURU DI MATA SISWA
Oleh : Sobarudin,S.Ag.
Saya pernah ngobrol dengan salah seorang guru sewaktu ngajar di SMK swasta di Kuningan, beliau bercerita bahwa pernah kejadian dia hendak masuk kelas jam pertama, para siswa sedang berkumpul di depan kelas, salah satu kebiasaan yang kurang baik memang, tiba-tiba para siswa menengok ke arahnya dengan tidak diduga serempak para siswa itu berucap “ Astagfirullah Al adziim....”( dengan suara tidak terlalu keras namun terdengar). Dia tersenyum menutupi rasa kemarahannya, karena dia berusaha untuk diterima oleh siswa di kelas secara baik, padahal dirinya tersinggung.
Itulah sekilas obrolan singkat yang menggambarkan bahwa reaksi siswa terhadap guru beragam disetiap sekolah dan kesempatan maupun tempat. Sebagai sebuah profesi yang idealnya di guru dan ditiru, seorang guru mengalami perlakuan yang beragam dari para siswanya. Ada kalanya guru mendapat perlakuan yang menyenangkan, membanggakan, akan tetapi tidak sedikit mendapati perlakuan yang kurang enak bahkan cenderung menyakitkan.
Berikut pengelompokan guru berdasarkan kehadirannya di sekolah dimata siswa:
1. Guru Wajib
Sosok guru katagori ini adalah seorang guru yang senantiasa kehadirannya disenangi dan dirindukan oleh para siswa. Tutur katanya sungguh menyenangkan hati, jauh dari caci maki dan merendahkan, penuh motivasi, nasihat-nasihatnya ketika di kelas maupun diluar menyejukan hati yang sedang gundah gulana, menghargai pendapat para siswa sungguhpun terkadang salah, pandai mencarikan solusi alternatif problem yang dihadapi para siswa, dalam kegiatan proses pembelajaran dalam kelas siswa merasa tidak digurui dan di dikte akan tetapi dirangsang untuk mengaktualisasikan diri, siswa diberi kesempatan mengekploitasi potensi diri, ketika ngajar di selingi dengan guyonan agar suasana tidak monoton sehingga siswa ceria senang gembira menerima materi.
Tidak memperlakukan diskriminasi terhadap siswa yang kurang mampu, mereka diperlakukan sama seperti anak sendiri, menghargai prestasi yang diraih anak didik walaupun nampaknya tidak seberapa, ketika ada persoalan di rumah dibantu mencarikan solusi.
Pendek kata kehadirannya sungguh dinanti dan membawa manfaat dan ketika tidak hadir atau tidak ada, seluruh siswa dan warga sekolah merasa kehilangan.
2. Guru Sunah
Guru katagori ini ditandai ketika keberadaannya di sekolah seluruh siswa dan seluruh warga sekolah mendapatkan manfaat baik darinya, dia pandai bersosialisasi dengan siswa dan rekan kerjanya, kriterianya hampir sama dengan katagori guru Wajib akan tetapi bedanya ketika guru itu tidak ada, di sekolah tidak terjadi apa-apa dan semua tidak merasa kehilangan.
3. Guru Mubah
Guru katagori ini ditandai ketika keberadaannya di sekolah seluruh siswa tidak mendapat pengaruh apa-apa, tidak membawa manfaat kebaikan maupun kejelekan akan keberadaannya. Demikian halnya sebaliknya ketika dia berhalangan hadir, maka ketidak hadirannya tidak membawa pengaruh apa-apa, kegiatan di sekolah berjalan seperti biasa, Pendek kata guru katagori ini keberadaan dan ketidak beradaannya tidak mendatangkan kebaikan maupun kejelekan bagi siswa maupun lembaga tempat dimana dia mengajar.
4. Guru Makruh
Guru katagori ini ditandai keberadaannya di sekolah, para siswa merasa tidak nyaman dan suasana belajar kurang kondusif, aktivitas siswa kurang lepas seolah-olah ada ganjalan yang menghambat pengembangan potensi diri, siswa seolah-olah ada jarak pemisah dengannya, pelanggaran yang dipandang siswa sepele seolah-olah dibesar-besarkan dan berdampak serius dan berdampak sistemik, setiap kehadirannya ada saja permasalahan yang terjadi.
Ketika mendengar suaranya saja padahal belum masuk kelas, suasana siswa di kelas sontak kaku dan cenderung ketaatan semu. Pendek kata guru katagori ini keberadaannya tidak disenangi siswa dan membawa pengaruh tidak baik bagi aktivitas pembelajaran, ketidak hadirannya justru membawa suasana yang lebih baik, nyaman dan kondusif bagi proses belajar mengajar.
5. Guru Haram
Guru katagori ini ditandai kehadirannya di sekolah justru membawa suasana kurang nyaman, sedikit-sedikit terdengan kata-kata yang kurang pantas dan kurang nyaman di telinga siswa, prilakunya kurang bersahabat, tidak empati terhadap keluhan dan kesulitan yang dilami siswa. Kata-katanya tidak menentramkan hati yang resah. Materi yang disampaikan cenderung hanya bersipat asal sampai, jauh dari sentuhan hati sehingga cenderung materi apapun yang dia sampaikan kepada siswa itu tidak berbekas dan sulit difahami, masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri.
Ketidak hadirannya sangat dinanti para siswa karena prilakunya yang kurang menyenangkan, apabila terdengar kabar bahwa guru katagori ini berhalangan masuk ataupun sakit, maka secara spontan seluruh siswa berucap “Alhamdulillah “, untung bapak itu tidak hadir atau semoga sakitnya tidak cepat sembuh.
Begitulah sekelumit Guru dan keberadaannya di sekolah, tulisan ringan dan singkat ini disampaikan dengan harapan kedepan guru-guru di sekolah agar menjadi guru Wajib adanya dimata siswa, karena para siswa mendambakan suasana yang kondusif untuk menimba ilmu dan aktualisasi diri, dapat menyongsong masa depan yang lebih baik.
Kepada rekan-rekan guru mari kita introspeksi diri, masuk katagori manakah kira-kira diri kita dimata siswa...?, bimbinglah para peserta didik kita agar dapat menjadi manusia seutuhnya yakni sukses di segala bidang dilandasi Iptek, Iman dan Taqwa yang paripurna. Peserta didik adalah calon pemimpin masa depan bangsa yang akan menerima estafeta tongkat kepemimpinan, yang merindukan suasana nyaman dan kondusif dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua...
Penulis : Guru SMPN 2 Cibingbin-Kuningan
Nama : Sobarudin,S.Ag.
Nomor Hp : 085316265128
No Rek Bukopin : 0901046218
Tidak ada komentar:
Posting Komentar