EMPAT PILAR GURU
SUKSES
Oleh : Sobarudin
Tulisan sederhana ini tidak bermaksud
menggurui tetapi hanya sekedar berbagi informasi pendidikan khususnya bagi
rekan-rekan guru. Paling tidak untuk sama-sama merefleksi masing-masing, sudah
sejauhmana selama ini proses belajar mengajar di sekolah. Karena tidak jarang
sebagian guru terkadang lupa empat pilar berikut dalam menjalankan tugasny.
Agar tidak lupa, maka penulis mencoba untuk mengingat kembali akan ke empat hal
itu, untuk kemudian dalam proses pembelajaran di hadapan peserta didik sebagai
calon pemimpin bangsa ke depan dapat di praktekan.
1.
Ikhlas. Iklhlas secara bahasa
berarti tulus, bersih dan lurus. Pengertian secara istilah Ikhlas berarti
meluruskan niat dalam hati ketika melakukan suatu perbuatan dengan semata-mata
tidak mengharap tujuan lain kecuali ridha Allah. Hal ini akan berimplikasi
ketika seorang guru melaksanakan tugas yakni mendidik peserta didik. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan
berbudi mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara. (UU RI SISDIKNAS, 2003:3).
Seorang guru yang ikhlas dalam menjalankan
tugasnya tidak mudah kecewa ketika menghadapi kendala seperti mendapat
perlakuan yang kurang mengenakan hati dari siswa, rekan guru atau kepala sekolah/ketua
yayasan. Guru yang ikhlas akan
enjoy, dalam artian bukan
mengesampingkan semua kewajiban dan haknya. Bagi dirinya mengajar/mendidik
merupakan panggilan jiwa yang merupakan bentuk pengabdiannya kepada Allah
sebagai Tuhannya selama ini.
2.
Sabar. Sabar
merupakan suatu sifat yang mesti dimiliki oleh seorang guru. Kita mungkin
sering melihat pemberitaan baik itu di media cetak maupun elektronik atau
bahkan melihat dengan kasat mata, ada sebagian kecil guru yang memperlakukan
peserta didiknya dengan kekerasan fisik. Dengan dalih untuk menegakan disiplin
dan menjaga nama baik lembaga. Guru harus memahami benar bahwa karakter dan
pembawaan setiap siswa pariatif dengan latar belakang keluarga, ekonomi dan
pendidikan yang majemuk. Sehingga pada gilirannya ketika mendidik tentu saja
tidak dapat di generalisir tetapi perlu kearifan dan kebijakan.
3.
Cerdas.
Maknanya adalah guru harus lebih awal tahu akan bahan ajar atau fenomena yang
berkembang ketimbang peserta didik, piawai dalam penyajian bahan ajar di
hadapan peserta didik, dimana kredibilitas dan kapabilitas pada tataran ini
dipertaruhkan. Sungguhpun tidak mustahil di era serba cepat dan pesat berkat
kemajuan teknologi informasi seorang peserta didik bisa saja tahun lebih awal
ketimbang gurunya. Bila menghadapi fenomena seperti ini guru janganlah bersikap
egois tetapi harus legowo atau lapang dada untuk menerima kenyataan ini. Untuk
meminimalisir kejadian ini terjadi pada diri seorang guru maka sejatinya guru
tidak boleh gaptek (gagap teknologi) dalam penguasaai TI (Teknologi Informasi).
Guru harus rajin berkunjung ke situs-situs pendidikan untuk memperkaya wawasan
dan kedalaman materi bahan ajar serta untuk memperkaya cakrawala berpikir
ilmiahnya.
4.
Bergembira. Maknanya
adalah seorang guru ketika menjalankan tugasnya di sekolah atau lembaga
pendidikan harus senantiasa menampilkan wajah yang berseri dan bersahabat.
Fakta dilapangan guru yang memiliki tingkat kecerdasan akademik dan kecerdasan
finansial itu ketika berwajah tidak bersahabat, maka sepiawai apapun dalam
penguasaan dan penyampaian materi tidak akan mendapat respon yang posotif dari
peserta didik. Pada sisi yang berbeda seorang guru yang memiliki kecerdasan
akademik dan kecerdasan finansial tidak seperti yang disebutkan diatas, tetapi
manakala penyampaian materi kepada peserta didik dia senantiasa berwajah ceria,
murah senyum dan telaten dalam pengajarannya, jauh akan mendapat respon yang
positif dari peserta didik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa akhlak
seorang guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pendidikan.
Kesimpulan
Pendidikan
akan senantiasa berlangsung selama peradaban manusia ada, oleh karenanya guru
harus senantiasa menyiapkan berbagai hal yang tersangkutan dengan dunia pendidikan
sebagai pengejawantahan dan konsekwensi sebagai tenaga profesional. Guru yang
senantiasa merasa kurang dengan berbagai kecerdasan, baik (akademik, sosial,
emosional, spiritual dan pinansial) selama ini, untuk kemudian terus berusaha
menambah apa yang menjadi kekurangan dirinya merupakan satu bukti titik terang pendidikan
kedepan akan semakin baik dan maju.
Perhatian
pemerintah untuk kemajuan pendidikan harus semakin terus di tingkatkan dengan
bukti anggaran untuk sektor pendidikan di APBN dan APBD semakin meningkat dari
tahun tahun sebelumnya. Demikian semoga pendidikan dinegeri ini semakin maju
dengan para guru yang kompeten dan profesional dalam tugasnya, semoga.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar