Isi Waktu Dengan Berbuat
Oleh: Sobarudin
Berbarengan dengan masa
liburan sekolah, tidak sedikit siswa atau siapa saja menganggur/ berhenti untuk
tidak melakukan rutinitas aktivitas
sebagaimana biasa. Biasanya dari pagi sampai siang di sekolah, kemudian siang
sampai sore kegiatan ekstra kulikuler hingga menjelang magrib, kemudian magrib sudah berangkat lagi ke mushala
ataupun Masjid dan seterusnya hingga tiba waktu untuk beristirahat malam.
Seseorang yang terhenti dari
rutinitas kegiatan sehari-hari, biasanya akan menjadi seorang penebar issu dan
desas-desus yang tidak bermanfaat. Hal ini di akibatkan akal pikirannya selalu
melayang-layang bak layangan yang tak tahu arah yang jelas.
Saat paling berbahaya bagi akal
adalah manakala pemiliknya menganggur dan tak berbuat apa-apa. Orang
seperti ini ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi tanpa sopir,
maka akan mudah oleng ke kanan atau ke kiri.
Bila pada suatu hari anda mendapatkan diri kita menganggur tanpa
kegiatan, maka bersiaplah untuk bersedih, gundah dan cemas. Sebab dalam
kegiatan kosong itulah akal pikiran kita akan menerawang ke mana-mana; mulai
dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga
mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu kita alami. Dan itu membuat
akal pikiran kia tak terkendali dan mudah lepas kontrol. Maka dari itu marilah kita mengerjakan amalan-amalan yang
bermanfaat, akan lebih baik dari pada
larut dalam kekosongan yang
membinasakan. Singkatnya membiarkan diri kita dalam kekosongan itu sama
halnya dengan membunuh diri dan mensuramkan masa depan.
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus ala penjara
China. Meletakan si narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat meneteskan
air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa penantian
yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong ibarat
pencuri yang culas. Adapun akal kita, tak lain merupakan mangsa empuk yang siap
dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi yakni kelangahan dan si
pencuri culas.
Karena itu bangkitlah sekarang juga, kerjakan solat, baca buku,
bertasbih, mengaji, menulis, merapihkan meja, merapihkan kamar, merapihkan
rumah atau berbuatlah sesuatu yang
bermafaat bagi diri sendiri dan orang lain, oleh karenanya kita sejatinya tidak
berhenti sejenak pun dari melakukan seseuatu yang bermanfaat.ingat waktu tak
akan kembali.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan pisau kesibukan, dengan cara
itu, dokter-dokter dunia akan menjamin
bahwa anda telah mencapai 50%
dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan dan para kuli bangunan ! mereka
dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung dialam bebas. mereka
tidak seperti kita yang tidur diatas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan
menyeka air mata kesedihan.
Seseorang yang cerdas tentu saja akan bijaksana untuk mengatur dan
mengelola waktu se-efektif dan se-efisien mungkin untuk mengerjakan sesuatu
yang lebih baik dan berdampak bagi kebaikan diri pribadi terlebih orang lain.
Bukankah “ sebaik-baik manusia adalah yang paling berguna bagi manusia yang
lainya ?“.
Inilah pentingnya mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif, untuk kemudian tercipta tatanan masyarakat yang kondusif dan
berdaya guna, sehingga tidak lagi sebagai generasi yang tidak sayang akan
pentingya waktu dan menelantarkan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar