Senin, 23 Juli 2012

EMPAT PILAR GURU SUKSES


EMPAT PILAR GURU SUKSES
Oleh : Sobarudin
Tulisan sederhana ini tidak bermaksud menggurui tetapi hanya sekedar berbagi informasi pendidikan khususnya bagi rekan-rekan guru. Paling tidak untuk sama-sama merefleksi masing-masing, sudah sejauhmana selama ini proses belajar mengajar di sekolah. Karena tidak jarang sebagian guru terkadang lupa empat pilar berikut dalam menjalankan tugasny. Agar tidak lupa, maka penulis mencoba untuk mengingat kembali akan ke empat hal itu, untuk kemudian dalam proses pembelajaran di hadapan peserta didik sebagai calon pemimpin bangsa ke depan dapat di praktekan.
1.   Ikhlas. Iklhlas secara bahasa berarti tulus, bersih dan lurus. Pengertian secara istilah Ikhlas berarti meluruskan niat dalam hati ketika melakukan suatu perbuatan dengan semata-mata tidak mengharap tujuan lain kecuali ridha Allah. Hal ini akan berimplikasi ketika seorang guru melaksanakan tugas yakni mendidik peserta didik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual  keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan berbudi mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. (UU RI SISDIKNAS, 2003:3).
Seorang guru yang ikhlas dalam menjalankan tugasnya tidak mudah kecewa ketika menghadapi kendala seperti mendapat perlakuan yang kurang mengenakan hati dari siswa, rekan guru atau kepala sekolah/ketua yayasan.  Guru yang ikhlas akan enjoy,  dalam artian bukan mengesampingkan semua kewajiban dan haknya. Bagi dirinya mengajar/mendidik merupakan panggilan jiwa yang merupakan bentuk pengabdiannya kepada Allah sebagai Tuhannya selama ini.
2.   Sabar. Sabar merupakan suatu sifat yang mesti dimiliki oleh seorang guru. Kita mungkin sering melihat pemberitaan baik itu di media cetak maupun elektronik atau bahkan melihat dengan kasat mata, ada sebagian kecil guru yang memperlakukan peserta didiknya dengan kekerasan fisik. Dengan dalih untuk menegakan disiplin dan menjaga nama baik lembaga. Guru harus memahami benar bahwa karakter dan pembawaan setiap siswa pariatif dengan latar belakang keluarga, ekonomi dan pendidikan yang majemuk. Sehingga pada gilirannya ketika mendidik tentu saja tidak dapat di generalisir tetapi perlu kearifan dan kebijakan.
3.   Cerdas. Maknanya adalah guru harus lebih awal tahu akan bahan ajar atau fenomena yang berkembang ketimbang peserta didik, piawai dalam penyajian bahan ajar di hadapan peserta didik, dimana kredibilitas dan kapabilitas pada tataran ini dipertaruhkan. Sungguhpun tidak mustahil di era serba cepat dan pesat berkat kemajuan teknologi informasi seorang peserta didik bisa saja tahun lebih awal ketimbang gurunya. Bila menghadapi fenomena seperti ini guru janganlah bersikap egois tetapi harus legowo atau lapang dada untuk menerima kenyataan ini. Untuk meminimalisir kejadian ini terjadi pada diri seorang guru maka sejatinya guru tidak boleh gaptek (gagap teknologi) dalam penguasaai TI (Teknologi Informasi). Guru harus rajin berkunjung ke situs-situs pendidikan untuk memperkaya wawasan dan kedalaman materi bahan ajar serta untuk memperkaya cakrawala berpikir ilmiahnya.
4.   Bergembira. Maknanya adalah seorang guru ketika menjalankan tugasnya di sekolah atau lembaga pendidikan harus senantiasa menampilkan wajah yang berseri dan bersahabat. Fakta dilapangan guru yang memiliki tingkat kecerdasan akademik dan kecerdasan finansial itu ketika berwajah tidak bersahabat, maka sepiawai apapun dalam penguasaan dan penyampaian materi tidak akan mendapat respon yang posotif dari peserta didik. Pada sisi yang berbeda seorang guru yang memiliki kecerdasan akademik dan kecerdasan finansial tidak seperti yang disebutkan diatas, tetapi manakala penyampaian materi kepada peserta didik dia senantiasa berwajah ceria, murah senyum dan telaten dalam pengajarannya, jauh akan mendapat respon yang positif dari peserta didik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa akhlak seorang guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu proses pendidikan.
Kesimpulan
Pendidikan akan senantiasa berlangsung selama peradaban manusia ada, oleh karenanya guru harus senantiasa menyiapkan berbagai hal yang tersangkutan dengan dunia pendidikan sebagai pengejawantahan dan konsekwensi sebagai tenaga profesional. Guru yang senantiasa merasa kurang dengan berbagai kecerdasan, baik (akademik, sosial, emosional, spiritual dan pinansial) selama ini, untuk kemudian terus berusaha menambah apa yang menjadi kekurangan dirinya merupakan satu bukti titik terang pendidikan kedepan akan semakin baik dan maju.
Perhatian pemerintah untuk kemajuan pendidikan harus semakin terus di tingkatkan dengan bukti anggaran untuk sektor pendidikan di APBN dan APBD semakin meningkat dari tahun tahun sebelumnya. Demikian semoga pendidikan dinegeri ini semakin maju dengan para guru yang kompeten dan profesional dalam tugasnya, semoga.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar